BAB VII
PERISTIWA
A.
Mendengarkan Cerita Pengalaman Teman
1.
Mendengarkan
Cerita
Kecelakaan
Siang itu begitu terik. Sinar matahari menyengat kulit, hingga
membuat semua orang mengeluh kepanasan. Saat itu anak-anak kelas III SD Cempaka
Putih baru pulang dari sekolah, begitu juga dengan Tina.
Tina menunggu ayahnya di depan pintu gerbang sekolah. Ia mengamati
lalu lintas yang sangat padat. Mobil pribadi, bus, truk, motor, dan becak
berbaur menjadi satu saling berkejaran dan mendahului, seakan-akan takut tidak
mendapat bagian.
Tina bertanya dalam hati, “Ke mana orang-orang itu, mereka tidak
mempunyai kesabaran. Semua ingin berada paling depan. Apakah mereka tidak takut
kecelakaan?” Di tengah-tengah pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya itu,
tiba-tiba ..., “Brak ..., aduh!” Terdengar suara dua benda saling berbenturan
dan diiringi dengan jeritan ngeri dari orang-orang di sekitarnya.
Tina terkejut, ternyata terjadi kecelakaan lalu lintas. Tanpa pikir
panjang Tina segera menuju telepon umum untuk menghubungi polisi.
Sekembalinya dari telepon umum, ayahnya telah berada di dekatnya.
“Ada apa, Tina, wajahmu pucat sekali?” tanya ayahnya.
“Saya lihat kecelakaan, Yah,” jawab Tina dengan terbatabata.
“Bagaimana korbannya? Apakah kamu sudah menghubungi polisi?” tanya
ayahnya.
“Sudah, Yah! Korbannya luka parah,” jawabnya.
“Ayo, kita antar ke rumah sakit!”
“Tapi..., Yah! Bagaimana
dengan Pak Polisi. Dia ‘kan perlu menanyai korban?” kata Tina.
“Tina..., nyawa lebih berharga dari apa pun. Kita selamatkan korban
kecelakaan itu. Urusan Pak Polisi nanti saja. Apa kamu mau kalau korbannya
meninggal karena tidak cepat mendapat pertolongan? Apa kamu juga tidak merasa
bersalah jika hal itu terjadi?” tandas ayahnya.
“Betul, Yah! Kalau begitu, mari kita angkut dengan mobil kita,”
kata Tina.
Tina dan ayahnya segera membawa korban kecelakaan itu ke rumah
sakit dengan mobil mereka. Sesampainya di rumah sakit, ayah Tina menyerahkan
korban kepada perawat dan dokter jaga di rumah sakit itu. Dokter punsegera
menanganinya. Tak berapa lama kemudian, dokter menghampiri ayah Tina. “Untung
Bapak segera membawa korban ke sini. Terlambat lima menit saja, nyawanya
mungkin tidak akan tertolong!” jelas dokter itu.
Mendengar ucapan dokter itu, Tina tertegun. “Untung aku menuruti
nasihat ayah. Jika tidak, aku akan menyesal seumur hidupku!” kata Tina dalam
hati. Setelah urusan selesai, Tina dan ayahnya pun pulang.
2.
Menjawab
Pertanyaan
a.
Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita ”Kecelakaan” di atas!
b.
Bagaimana watak tokoh-tokoh dalam cerita itu?
c.
Apakah watak tokoh dalam cerita itu perlu ditiru? Jelaskan!
d.
Bagian cerita manakah yang paling menarik?
e.
Apa yang harus dilakukan di jalan raya untuk menghindari kecelakaan?
3.
Memberikan
Tanggapan Sederhana
Setelah
mendengarkan pembacaan cerita berjudul ”Kecelakaan”, coba buatlah tanggapan
sederhana terhadap isi cerita tersebut! Tulis tanggapanmu dengan rapi, kemudian
sampaikan secara lisan di depan kelas secara bergiliran!
Contoh
:
a. Menolong teman yang sedang mengalami kesulitan adalah perbuatan
yang terpuji.
b. Membiarkan orang lain menderita akibat suatu kejadian adalah
tindakan yang harus dihindari.
B.
Berbicara Melalui Telepon
1.
Percakapan
Melalui Telepon
Telepon merupakan alat komunikasi (berhubungan) langsung dari jarak
jauh. Berbicara melalui telepon sebaiknya tidak dilakukan dengan seenaknya. Ada
ketentuan yang perlu dipatuhi, di antaranya bahasa yang digunakan harus singkat
dan sopan. Perhatikan contoh percakapan antara anak dan ibunya melalui telepon
di bawah ini!
Koko : Halo, selamat siang!
Bu
Sita : Selamat siang.
Koko
: Saya Koko, Bu.
Bu
Sita : Ya, ada apa, Ko?
Koko : Bu, Koko
pulang terlambat. Ada teman Koko kecelakaan tadi pagi. Koko bersama teman-teman
akan ke rumah sakit untuk menjenguk teman yang kecelakaan itu, Bu.
Bu
Sita : Ya, boleh. Hati-hati di jalan
ya, Ko! Koko : Baik, Bu.
2.
Menjawab
Pertanyaan
a.
Siapa yang berbicara lewat telepon itu?
b.
Apa yang disampaikan Koko kepada ibunya?
c.
Mengapa Koko pulang terlambat?
d.
Ke mana Koko akan pergi?
e. Kapan teman Koko kecelakaan?
3.
Melakukan
Percakapan Melalui Telepon
Berikut
ini diberikan contoh percakapan melalui telepon. Hafalkan, kemudian peragakan
percakapan tersebut di depan kelas dengan temanmu semeja!
Toni
: Halo, selamat sore.
Tanti
: Selamat sore.
Toni
: Ini Tanti, ya? Aku Toni.
Tanti
: Ya, betul. Oo ... Toni. Ada apa, Ton?
Toni : Aku mau tanya, Tan. Kapan kelompok kita mau mengerjakan
tugas dari Pak Gani kemarin?
Tanti
: Besok sore, di rumah Farid.
Toni
: Farid dan Ida sudah tahu soal itu?
Tanti
: Mereka sudah tahu dan setuju. Kamu sendiri bisa ikut ‘kan?
Toni
: Bisa. Baiklah, besok aku ke rumah Farid. Terima kasih, ya.
Tanti : Oke, sama-sama.
C.
Membaca Intensif
1.
Memahami
Isi Bacaan
Menjenguk Teman yang Sakit
Mela sudah dua hari tidak masuk sekolah. Ia dirawat di rumah sakit
karena terjatuh dari sepeda. Dua hari yang lalu, sewaktu berangkat ke sekolah
ia diserempet motor.
Koko, selaku ketua kelas tiga, mengajak teman-temannya mengumpulkan
iuran sukarela untuk membezuk Mela. Koko kemudian memberitahukan rencana itu
kepada Bu Rita, selaku wali kelas tiga. Bu Rita setuju dan akan ikut
serta
ke rumah sakit.
Koko bersama beberapa teman kelas tiga pergi ke rumah sakit. Dengan
didampingi Bu Rita, mereka berangkat ke rumah sakit dengan naik angkutan umum.
Perjalanan ke rumah sakit ditempuh dalam waktu tiga puluh menit.
Sesampai di rumah sakit, mereka langsung menemui Mela. Mela dirawat
di ruang Cendana 2. Melihat temantemannya datang, Mela yang sedang didampingi
oleh ibunya tampak gembira sekali.
“Selamat
siang,” kata Bu Rita.
“Selamat siang,” jawab ibu Mela dengan ramah. “Silakan duduk, Bu!”
lanjut ibu Mela sambil menyediakan kursi.
“Bagaimana keadaanmu, Mela?” tanya Nina.
“Kata dokter, hanya luka ringan. Sekarang sudah membaik,” jawab
Mela.
“Mungkin besok siang sudah diperbolehkan pulang,” sambung ibu Mela.
“Syukurlah kalau begitu. Aku dan teman-teman berdoa, mudah-mudahan
Mela cepat sembuh dan dapat masuk sekolah lagi seperti biasa,” kata Koko sambil
menyerahkan bantuan dari teman-tamannya.
Mereka kemudian berpamitan untuk pulang. “Cepat sembuh ya, Mel,”
kata Ica dan Edo bersamaan. “Terima kasih, Teman-Teman. Terima kasih atas
kunjungan kalian,” kata Mela dengan haru.
2.
Menjawab
Pertanyaan
a.
Siapa yang dirawat di rumah sakit?
b.
Mengapa ia dirawat di rumah sakit?
c.
Siapa saja yang ikut menjenguk ke rumah sakit?
d.
Apa yang dikatakan dokter?
e. Bagaimana harapan teman-teman si sakit?
3.
Meringkas
Bacaan
Berdasarkan
jawaban yang sudah kamu tulis, buatlah ringkasan
bacaan ”Menjenguk Teman yang Sakit” tadi! Tulislah di
buku tugas! Kemudian bacakan secara bergiliran di depan kelas!
D.
Menulis Karangan Sederhana dengan Ejaan yang Tepat
1.
Penggunaan
Ejaan
a.
Penggunaan
Tanda Titik (.)
Tanda titik (.)
digunakan pada akhir kalimat yang bukan kalimat pertanyaan atau kalimat seruan.
Contoh :
Koko menjenguk teman di rumah sakit.
b.
Penggunaan
Tanda Koma (,)
Tanda koma (,)
digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh :
Nina ke rumah sakit bersama Koko, Edo, dan Ica.
c.
Penggunaan
Huruf Kapital
1)
Huruf
kapital digunakan pada huruf pertama suatu kata dalam kalimat.
Contoh :
a) Bapak membeli obat.
b) Di mana Mela dirawat?
c) Tutuplah jendela itu!
2)
Huruf
kapital digunakan untuk menuliskan nama orang, nama tempat, nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Contoh :
a) Mela berasal dari suku Jawa.
b) Bu Rita belajar bahasa Inggris.
c) Ayah Mela bernama Pak Harun.
d) Kak Bobi sekolah di Amerika.
d.
Penggunaan
Tanda Hubung (-)
Tanda hubung (-) digunakan untuk menyambung unsur kata ulang.
Contoh :
1) Anak-anak berlari mengelilingi lapangan.
2) Warna cahaya matahari itu kemerah-merahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar