Senin, 03 Desember 2018

BAB IV Pentingnya Harga Diri

BAB IV
PENTINGNYA HARGA DIRI

A.  Pentingnya Memiliki Harga Diri
Manusia adalah makhluk paling mulia di antara makhluk hidup di sekitar kita. Mengapa? Karena manusia memiliki kelebihan, yaitu dibekali akal dan budi oleh Tuhan. Dengan akal, manusia dapat berpikir dan mencapai hidup yang lebih baik. Melalui budi, manusia menggunakan perasaan untuk membedakan baik atau buruk. Dengan akal budinya, manusia mampu mengenal diri sendiri. Apa saja yang diinginkan dan apa saja yang dimiliki untuk mencapai keinginannya.
Setiap manusia memiliki harga diri. Harga diri merupakan kesadaran seberapa besar nilai yang diharapkan diberikan orang lain terhadap dirinya. Meskipun secara jujur pada dasarnya setiap manusia dapat menilai dirinya sendiri. Siapa dan bagaimana aku sebenarnya, setiap orang menginginkan dirinya dihormati orang lain.
Bagaimana caranya? Apa yang terjadi jika seseorang tidak menghargai dirinya sendiri?
  1.  Menghargai Orang Lain
Perhatikan kisah di bawah ini!
Tet .... tet ...... tet, bel tanda istirahat berbunyi. Anak-anak segera berhamburan keluar dari ruangan kelas masing-masing. Me-reka ada yang menuju ke warung sekolah, ada yang hanya duduk-duduk di teras sekolah. Ada pula yang berada di bawah pohon sambil menikmati makanan yang dibawanya dari rumah.
Suasana siang itu cukup panas. Di halaman sekolah anak-anak berlari-larian, bermain loncat-loncatan. Sebagian tampak bergerombol mengobrol dengan disertai gelak tawa. Memang kesempatan jam istirahat benar-benar digunakan sebaik-baiknya.
Tiba- tiba terdengar dari ujung sekolah sebagian anak-anak menjerit, rupanya terjadi pertengkaran. Ternyata benar, Toni dan Niko teman satu kelas Andi saling berantem. Mereka sama-sama kelas 3. Untung saja, siswa kelas 4 segera melerainya. Meskipun demikian, hidung Niko telanjur berdarah. Sedangkan muka Toni kelihatan memerah. Teman-temannya membawa Toni dan Niko ke kantor sekolah. Mereka menghadap Bu Nita guru kelas 3. Sampai di kantor mereka saling diam.
“Mengapa kalian bertengkar?” tanya Bu Nita.
Niko dan Toni menyahut dengan emosi, dan saling menyalahkan. Suasana agak gaduh.
“Sebentar..........sebentar! yang bicara satu persatu, kalau seperti ini ibu jadi bingung,” pinta Bu Nita. “Sekarang, Toni yang berbicara dulu, bagaimana kejadiannya?” kata Bu Nita.
“Anu ....... Bu, saya diejek terus-menerus!” kata Toni. “Betul
Niko!” tanya, Bu Nita. “Apa yang kau katakan kepada Toni?” sambung Bu Nita.
Niko merunduk diam sambil melirik Toni. “Niko .......! kamu dengar tidak, apa yang ibu katakan tadi?” kata Bu Nita agak keras.
“Ya, de.... de.....dengar, Bu!” jawab Niko agak terkejut. “Apa yang kamu katakan pada Toni?” kata Bu Nita mengulang pertanyaan sebelumnya.
“Saya hanya mengatakan ‘Si Lemot” kata Niko lirih. “Betul Toni!” kata Bu Nita. “Benar, Bu! Saya selalu dipanggil Si Lemot sambil diejek!” kata Toni.
“Lalu,......!” tanya Bu Nita. “Karena saya merasa malu kepada
teman-teman, lalu saya pukul mukanya, dan Niko membalasnya” cerita Toni, “Sehingga, kemudian terjadi perkelahian.” “Sekarang mau diteruskan atau tidak?!” tanya Bu Nita setengah jengkel.
Keduanya hanya terdiam, mereka saling melirik. “Niko! Toni! Bagaimana?” tanya Bu Nita. “Tidak, Bu!” jawab mereka serentak. “Kalau demikian kalian berdamai, Niko minta maaf pada Toni, ini merupakan peringatan bagi kalian, jika diulangi, pihak sekolah akan memberi sanksi yang lebih berat” jelas Bu Nita.
Akhirnya Niko dan Toni saling bersalaman dan berangkulan. Hal ini pertanda pertengkaran sudah selesai, dan tidak ada rasa dendam. Niko tidak akan mengulangi lagi. Ia mengejek ternyata dapat menyinggung perasaan orang lain.
Setelah kalian membaca kisah tadi, mengapa Toni marah ketika diejek, sehingga berantem? Ya, benar! Karena Toni tersinggung harga dirinya dilecehkan. Artinya Niko tidak menghargai atau menghormati harga diri Toni.
Bagaimanakah seandainya kalian diejek teman-temanmu, seperti Toni tersebut? Tentu kalian akan marah. Mengapa Toni marah, meskipun dalam kenyataan ia memang kurang pandai?
Sebenarnya Toni anak seorang pengusaha sukses, tetapi ia malas belajar. Setiap ulangan selalu mendapat nilai kurang dari enam. Karena keadaan seperti itulah maka teman-temannya memanggilnya Si Lemot, alias “lemah otak.”
Oleh karena itu, bagaimana pun keadaan seseorang, kalian harus menghargainya. Ketika berteman kalian tidak boleh memandang teman berdasarkan keadaannya, seperti kaya, miskin, pandai, atau bodoh. Pandanglah teman itu manusia yang memiliki harga diri, sama seperti kita.
Perlu kalian ingat, harga diri seseorang tidak hanya diperoleh dari kekayaan, kepandaian, atau ketampanan. Harga diri seseorang, dihormati atau tidak dihormati orang lain, tergantung pada dirinya sendiri. Bagaimana pun keadaannya, tetaplah manusia, makhluk Tuhan yang sama derajat dan martabatnya.
Namun demikian, martabat manusia dapat berubah. Martabat yang tinggi harus dipertahankan dan dikembangkan. Hanyalah diri sendiri yang mampu mempertahankan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Ingatlah kisah Toni! Meskipun ia anak orang kaya tetapi, harga dirinya dilecehkan teman-temannya, karena malas belajar.
Setiap orang menginginkan harga dirinya dihormati orang lain. Harga diri seseorang dikatakan baik, jika secara jujur menilai dirinya baik dan ada pengakuan orang lain yang menilai baik pula. Tetapi sebaliknya, jika merasa dirinya jelek dan pengakuan orang lain jelek, maka harga diri seseorang juga jelek.

2. HargaDiri
Perhatikan contoh berikut ini!
Pak Yahya adalah seorang yang taat menjalankan ibadah. Pak Yahya juga rajin bekerja. Dengan tetangganya, ia hidup rukun. Bahkan, Pak Yahya sering membantu tetangga yang membutuhkan. Orang kampung sangat menghormatinya.
Lain dengan Pak Bendot, orangnya tidak taat beragama dan pemalas. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya ia melakukan tindakan tidak terpuji, yaitu mencopet. Ia sering berurusan dengan polisi.
Jika kalian perhatikan kisah di atas, ada perbedaan sifat atau perilaku antara Pak Yahya dan Pak Bendot. Pak Yahya dapat menjaga harga dirinya. Sehingga or-ang lain menghormati dan menghargainya. Berbeda dengan Pak Bendot yang tidak dapat menjaga harga dirinya. Akibatnya orang lain tidak menghormati dan memandang harga dirinya rendah.
Setiap manusia memiliki harga diri. Dengan harga diri mampu menjalin hubungan dengan sesama dan lingkungan-nya. Manusia adalah makhluk sosial. Artinya, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Bisakah kalian hidup sendiri? Tentu saja tidak! Dengan siapa kalian bermain dan belajar? Dari mana kalian memperoleh makan dan minum? Apa yang kalian makan dan minum sehari-hari? Semuanya dari lingkungan sekitar. Dengan demikian, setiap orang yang memiliki harga diri wajib menjaga kelestarian alam. Jika tidak apa yang terjadi? Siapa yang rugi?
Contoh Bentuk Harga Diri
Bentuk harga diri misalnya sikap menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Untuk memperoleh gambaran materi ini, perhatikan cerita di bawah ini!
Andi anak terpandai di kelas tiga. Nilai-nilai ulangan selalu bagus. Ia sering membantu teman-temanya yang kesulitan belajar dengan tekun dan sabar. Teman-temannya senang berteman dengannya. Suatu hari, Amin meminta diajari bernyanyi. Meskipun Andi pandai dalam pelajaran, ia merasa kesulitan dalam pelajaran menyanyi. Ia menolak permintaan Amin dengan halus.
Andi mengakui kelemahannya, yaitu tidak pandai menyanyi. Suaranya tidak begitu bagus. Tetapi Andi ingat, Tika anak baru pindahan dari Bandung. Ia pernah cerita menjadi juara menyanyi. Sebagai teman, Tika mengajari Amin menyanyi dengan sabar.
Pada waktu pelajaran menyanyi. Tika me-nunjukkan suaranya. Semua teman-teman memujinya. Suara Amin pun ternyata tidak mengecewakan. Amin mengucapkan terima kasih kepada Tika. Ia mengakui kelebihan dan kekurangan Andi, Tika, dan dirinya sendiri. Ia tak berkecil hati, sebab masih memiliki keterampilan dalam bidang olahraga.
Berbeda dengan Toni teman sekelasnya. Badannya tinggi besar dibanding teman sebayanya. Namun sayang, ia pemalas dan terkenal kenakalan-nya. Ia kurang disenangi teman-temannya. Hampir setiap ulangan nilainya jelek. Sehingga di depan temannya harga dirinya rendah.
Dalam cerita di atas, Adi, Tika, Amin, dan Toni memiliki kelebihan dan kekurangan. Coba sebutkan kelebihan dan kekurangan mereka!
Kelebihan yang kalian miliki, sebaiknya jangan dijadikan kesombongan. Tirulah ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Demikian sebaliknya. Kekurangan yang ada pada dirimu, usahakan untuk memperbaiki, jangan merasa rendah diri.
Dengan demikian, harga diri perlu kita jaga supaya:
  • Dihargai oleh orang lain.
  • Menambahsemangat hidup.
  • Mendorong melakukan hal-hal yang terpuji.
  • Memiliki percaya diri..
  • Mencintai diri sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Profil Blog

Nama                           : Endah Dianingrum Tempat, Tanggal lahir : Batang, 23 Agustus 1999 Pekerjaan                ...